Era tahun 1995 menjadi tonggak dimulainya pencarian planet baru di luar Tata Surya saat sebuah planet ditemukan di bintang 51 Pegasi, bintang yang mirip Matahari. Jauh sebelum itu memang telah ditemukan planet yang mengelilingi Pulsar, namun keberadaan planet lain di sekitar bintang serupa Matahari menjadi awal perburuan planet-planet di luar Tata Surya. Sejak saat itu, sudah 342 planet yang ditemukan.
Saat perburuan dimulai, planet-planet yang ditemukan hanyalah planet gas masif yang mirip Jupiter. Namun, perkembangan teknik pengamatan masa kini telah membawa manusia pada perburuan planet serupa Bumi yang lebih kecil. Planet batuan serupa Bumi di luar Tata Surya bukan lagi sebuah mimpi yang menanti untuk disingkap, karena saat ini satu per satu planet seperti itu berhasil ditemukan dan dikenal dengan nama Super Bumi.
Planet Super Bumi merupakan planet yang massanya sekitar 10 kali massa Bumi, karena jika lebih, si planet akan cenderung menjadi planet gas seperti Uranus dan Neptunus. Tak seperti planet gas raksasa, ukuran Super Bumi cukup kecil untuk memiliki permukaan tanah maupun lautan yang memungkinkan untuk mendukung kehidupan. Sampai saat ini, planet Super Bumi yang ditemukan masih belum bisa menjadi tempat liburan alias belum bisa mendukung kehidupan untuk ada di dalamnya. Pencarian masih terus dilakukan, dan tak bisa dipungkiri, suatu saat nanti mungkin saja kita akan menemukan sebuah planet yang memiliki komposisi kimia yang tepat dan jarak yang pas dari bintang induk untuk dapat mendukung berlangsungnya kehidupan di dalam planet tersebut.
Bagaimanakah kehidupan di planet Super Bumi?
Yang pertama, massa planet Super Bumi memang 10 kali massa Bumi. Namun, tak berarti ia akan memiliki diameter 10 kali lebih besar dari Bumi. Hubungan tak linier antara massa dan ukuran planet membuat planet Super Bumi akan memiliki ukuran lebih kecil. Dan jika kita bisa mengunjungi planet Super Bumi, maka kita akan merasa lebih berat. Kok bisa? Ternyata, ini dipengaruhi gravitasi planet Super Bumi yang lebih besar. Selain itu, planet Super Bumi juga memiliki atmosfer yang lebih tebal dan rapat.
Dengan mengesampingkan berbagai perbedaan, pada kondisi yang tepat Planet Super Bumi akan dapat melabuhkan kehidupan di dalamnya. Yang pasti bukan kehidupan seperti misalnya permainya pohon kelapa di pantai atau mungkin kehidupan seperti manusia. Namun, resep yang pas tersebut akan memberi kesempatan pada kehidupan untuk tumbuh dan berkembang, apa pun bentuknya.
Dan, ketika planet Super Bumi semakin banyak ditemukan, kesempatan untuk menemukan planet serupa Bumi hanya tinggal menunggu hitungan waktu.
Planet Kebumian atau Bukan ?
Bagaimanakah para peneliti bisa mengetahui sebuah planet memiliki permukaan batuan seperti Bumi dan Mars? Bagaimana mereka membedakannya dari planet gas raksasa seperti Saturnus dan Neptunus?
Jawabannya, ketika sebuah planet melintas atau transit di depan bintang induknya, ia akan menghalangi sejumlah cahaya dari bintang. Pada saat itu, bintang akan sedikit meredup.
Ketika sebuah planet gas raksasa melintas, cahaya bintang induk akan berangsur-angsur meredup. Peredupan cahaya bintang terjadi saat cahaya bintang harus melewati lapisan gas tebal di atmosfer sampai seluruh planet berada di depan si bintang. Namun, untuk planet kebumian, atmosfernya lebih tipis sehingga proses meredupnya cahaya bintang terjadi lebih cepat saat planet bergerak melintasi bintang induk.
Pada saat planet melintasi bintang, cahaya bintang yang melewati atmosfer si planet akan dapat ditelaah oleh para peneliti untuk mengetahui keberadaan komponen kimia yang bisa menjadi petunjuk kehidupan di planet tersebut.
Sumber : Planet Quest NASA